Tarif Listrik Naik Mulai Januari, Inflasi Tetap Landai
jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi pada akhir 2016 menyentuh batas bawah sasaran BI, yakni 4 plus minus satu persen.
BI memprediksi inflasi pada akhir tahun ini mencapai 3–3,2 persen.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menjelaskan, salah satu pertimbangan BI mempertahankan BI 7-days reverse repo rate di level 4,75 persen adalah tingkat inflasi yang masih aman.
Hingga Oktober, inflasi secara year-on-year (yoy) sebesar 3,31 persen.
’’Sebagian inflasi disebabkan kelompok harga yang diatur pemerintah. Harga volatile food (bahan makanan yang harganya rentan bergejolak, Red) masih terjaga. Inflasi tetap terkendali dan akhir tahun diperkirakan sebesar 3–3,2 persen atau berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016,’’ kata Agus kemarin (18/11).
Indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2016 mencatat inflasi 0,14 persen (month-to-month/mtm) atau 3,31 persen (yoy).
Inflasi terutama bersumber dari inflasi komponen administered price yang didorong kenaikan tarif listrik, harga bahan bakar rumah tangga, tarif kereta api, dan harga rokok.
Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat rendah sebesar 0,10 persen (mtm) atau 3,08 persen (yoy). Di sisi lain, kelompok volatile food mengalami deflasi yang berasal dari koreksi harga komoditas beberapa bahan pangan.