Tawuran Pelajar Tersistem
Minggu, 30 September 2012 – 08:58 WIB
Penyebab tawuran karena permasalahan sebelumnya sebanyak 7,5 persen, itu membuat tradisi kekerasan kian mengakar dan sulit untuk diurai. Sedangkan karena kalah dalam pertandingan olahraga dan permasalahan pribadi, masing-masing sebanyak 2,5 persen.
“Tepat sekali, mereka merasa perbuatan mereka benar, makanya selalu dilakukan secara berulang-ulang. Solidaritas memang menjadi alasan utama, sesuai dengan hasil kajian kami selama menangani masalah ini,” tegas Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Muhammad Ruchjani.
Yang menarik, berangkat dari solidaritas itu mereka berkelompok dan memainkan peran sesuai dengan kapasitasnya. Sosok paling berpengaruh dalam tawuran yakni provokator atau penggerak. Besaran pengaruhnya sebanyak 12,5 persen. Sementara peran berikutnya diisi oleh pentolan atau panglima lapangan sebanyak 27,5 persen.