TB Hasanuddin Ungkap Fakta Mengejutkan tentang KRI Nanggala 402
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menyampaikan analisisnya tentang tragedi yang dialami KRI Nanggala 402.
Hasanuddin mengatakan KRI Nanggala 402 pernah menjalani retrofit atau penambahan komponen pada 2012 yang menghabiskan anggaran sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,05 triliun sesuai kurs saat itu.
"Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tetapi diperkirakan juga ada perubahan kontruksi kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya," kata Hasanuddin melalui layanan pesan kepada media, Minggu (25/4).
Pada tahun yang sama, kata dia, kapal selam buatan Jerman itu melakukan uji penembakan torpedo. Namun, penembakan itu gagal dilakukan.
Saat itu torpedo tidak bisa diluncurkan akibat sistem penutupnya bermasalah. Peristiwa itu mengakibatkan 3 prajurit TNI AL gugur.
Kapal selam yang dibuat pada 1978 itu kembali diperbaiki oleh tim dari Korea Selatan. Bisa jadi ada kesalahan pada proses perbaikan itu.
"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau konstruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," ucap Hasanuddin.
Mantan sekretaris militer kepresidenan itu pun menyarankan agar kapal selam sejenis milik TNI AL, KRI Cakra 401, dikandangkan (grounded) untuk sementara.