Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tekor Rp 1 Triliun Setiap Tahun, Petani Australia Kesulitan Basmi Babi Liar

Selasa, 27 April 2021 – 23:14 WIB
Tekor Rp 1 Triliun Setiap Tahun, Petani Australia Kesulitan Basmi Babi Liar - JPNN.COM
Jumlah babi liar yang berkeliaran dan merusak tanaman pertanian di Queensland semakin tak terkendali.  (Supplied: Sam Floss)
Tekor Rp 1 Triliun Setiap Tahun, Petani Australia Kesulitan Basmi Babi Liar
Jumlah babi liar yang berkeliaran dan merusak tanaman pertanian di Queensland semakin tak terkendali.  (Supplied: Sam Floss)

Setiap malam Lester Cronau, seorang petani di Queensland, Australia, harus berperang menghadapi babi liar yang menyerbu lahan pertaniannya dan menimbulkan kerugian ribuan dolar.

Lahan kebun tebunya di daerah Yerra, Maryborough, menjadi sasaran puluhan ekor babi liar hampir tiap malam. Lester menghadapinya seorang diri.

Pemerintah sebenarnya ingin membantu Lester dan petani lainnya melalui Rencana Pembasmian Babi Liar Nasional. Namun kebijakan ini belum juga rampung sampai sekarang.

Tidak ada angka pasti namun jumlah babi liar di Australia ditaksir mencapai 23 hingga 24 juta ekor, dengan kerugian yang ditimbulkan mencapai A$100 juta (sekitar Rp1 triliun) per tahun.

"Sesekali mereka merusak 10 ton pohon tebu dalam semalam, dan tahun lalu saya juga kehilangan 5 ton kacang kedelai senilai A$4000," ujar Lester. 

Kesal dengan serbuan babi liar, Lester pun akhirnya memasang pagar untuk mencegah masuknya hewan yang dianggap hama ini.

Pagar itu memiliki kawat berduri di bagian atasnya yang dilengkapi dengan jaring logam agar babi liar tidak dapat menggali bagian bawahnya dan menerobos masuk.

"Pagarnya hanya 800 meter, cukup membantu tapi seluruh lahan ini sebenarnya perlu dipagari," katanya.

Setiap malam Lester Cronau, seorang petani di Queensland, Australia, harus berperang menghadapi babi liar yang menyerbu lahan pertaniannya dan menimbulkan kerugian ribuan dolar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close