Terima Brevet Warga Kehormatan BIN Bareng Uni Puan, Bamsoet: Ini Amanah Besar
"Tentu saja dengan tidak melupakan peran intelijen konvensional untuk menyajikan informasi dan analisis guna keperluan operasi militer negara, rencana kontinjensi, maupun kebijakan pertahanan negara. Maupun mendeteksi secara dini berbagai bentuk ancaman, baik yang potensial dan faktual, yang dapat mengganggu kedaulatan Indonesia," mantan anggota Komisi III DPR ini.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengingatkan berbagai ancaman Indonesia ke depan. Tidak hanya masalah terorisme, radikalisme, konflik perbatasan, separatisme, maupun konflik horizontal, vertikal, dan diagonal, tetapi juga terkait spionase, subversi dan sabotase yang ditengarai terjadi karena intervensi asing. Karena itu SDM intelijen harus kuat, dengan mengedepankan asas profesional, kerahasiaan, kompartementasi, koordinatif, dan integratif.
"Intelijen yang kuat adalah landasan dalam mengambil berbagai kebijakan strategis yang berdampak pada masa depan bangsa. Karenanya, SDM yang berada di dunia intelijen bukanlah orang sembarangan. Melainkan sudah teruji dan terbukti sejak mengeyam pendidikan. STIN punya tanggung jawab besar melahirkan SDM intelijen yang handal,” ujar Bamsoet.
Secara jujur Bamsoet mengaku salut dan angkat topi kepada para taruna-taruni dan para perwira intelijen yang telah memilih jalan sunyi, namun perannya sangat dibutuhkan negara.
“Jalan sunyi yang saya maksud adalah seorang intelijen jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang tak akan dicari, jika mati tak ada yang mengakui,” pungkas Bamsoet menirukan slogan Badan Intelijen Negara (BIN).(*/jpnn)