Terorisme Bule Hantui Amerika, Trump Pemicunya
jpnn.com, WASHINGTON - Tragedi dua penembakan beruntun di AS memunculkan ketakutan baru di AS. Yakni, terorisme kulit putih alias bule. Ancaman tersebut makin meresahkan karena Presiden AS Donald Trump masih ingin memainkan isu supremasi kulit putih sebagai alat politiknya.
''Serangan ini adalah balasan dari invasi para Hispanik di Texas,'' ujar Patrick Crusius menurut New York Times. Kalimat itu adalah pemikiran Crusius dalam manifesto online yang diunggah dalam situs 8chan.
Kalimat tersebut terdengar familier di telinga warga AS. Bukan karena kalimat serupa biasa diucapkan pelaku pembunuhan masal berpaham ultra kanan. Tapi karena kata ''invasi'' sering digunakan orang nomor satu di AS: Donald Trump.
Dari masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2016 hingga masa kampanye 2020, politikus Partai Republik itu menggunakan kata ''invasi'' untuk mengacu pada lonjakan populasi imigran di AS.
''Kalian lihat apa yang sedang berlangsung (di perbatasan selatan AS, Red). Itu adalah invasi,'' ungkapnya dalam salah satu kampanye.
BACA JUGA: Bule Rasis Bantai 20 Orang di Supermarket, Satu Bayi Bersimbah Darah
Crusius yakin bahwa aksi keji yang dilakukan bakal menjadi kata pengantar terhadap debat politik AS terbaru. Dia berharap Trump bisa jadi aktor yang membela kepentingan kaum supremasi putih saat debat itu terjadi.
Pada pembantaian dua hari lalu, warga Allen, kota satelit Dallas, merenggut nyawa 20 orang. Enam di antaranya merupakan warga Meksiko.