Terungkap, Ini Alasan Pelaku Pembantaian di Masjid Selandia Baru Ingin Bunuh Muslim
Dia juga mengaktifkan lampu sorot di helmnya "untuk menciptakan kebingungan" saat dia mendekati jamaah yang akan dibunuhnya.
Selain sejumlah senjata mesin berkecepatan tinggi, Brenton juga membawa empat kontainer bensin yang dimodifikasi, yang menurut jaksa dimaksudkan untuk digunakan membakar masjid setelah penembakan.
Belum diketahui mengapa pria asal Australia ini tidak merealisasikan rencana membakar masjid itu. Namun menurut pemeriksaan polisi, Brenton mengaku menyesal karena tidak melakukannya.
Sempat melakukan pengintaian
Jaksa Barnaby dalam tuntutannya menyebutkan jika terdakwa mengajukan izin kepemilikan senjata api di Selandia Baru pada September 2017.
Ada waktu sekitar satu setengah tahun sejak ia mengajukan kepemilikan senjata dengan aksi yang dilakukannya.
Dalam periode itu ia diketahui mulai mengumpulkan senjata, memodifikasinya agar lebih mematikan, mengasah keterampilan menembaknya serta menyusun rencana serangan.
Disebutkan dalam persidangan bahwa pada Januari 2019, dua bulan sebelum serangan 15 Maret, Tarrant pergi ke Christchurch dalam misi "pengintaian".