Tetap Ngojek meski Kini Telah Jadi 'Artis'
jpnn.com - KISAH sukses Sani Tawainella menginspirasi pembuatan film Cahaya dari Timur: Beta Maluku besutan penyanyi Glenn Fredly. Dia menularkan sikap disiplin dan membuat anak-anak "lupa" terhadap trauma serta konflik agama yang terjadi di Maluku pada 1999.
***
Kecintaan kepada sepak bola tergambar jelas begitu memasuki ruang depan rumah Sani Tawainella di kawasan Pasar Tulehu, Ambon. Poster timnas Belanda, Jerman, Argentina, dan Brasil terpasang di salah satu bagian dinding papan kayu rumahnya.
Di sisi yang lain membentang pula poster tim Maluku U-15 yang menjuarai Piala Medco 2006. Ada juga berbagai medali, foto, dan piagam penghargaan yang bertebaran di ruangan berukuran 3 x 3 meter tersebut.
Sani Tawainella bukan nama yang asing bagi publik bola Maluku. Tangan dinginnya telah mengharumkan nama provinsi itu dengan prestasi-prestasi yang membanggakan. Di antaranya bersama tim Maluku U-15 yang berkali-kali menjuarai turnamen sepak bola tingkat regional maupun nasional.
Meski begitu, kecemerlangan Sani tak serta-merta berimbas pada ekonomi keluarganya. Dia tetap hidup sederhana sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Maluku –hadiah yang diberikan pemerintah setempat atas prestasi Sani pada 2009.
Begitu sederhananya, hingga kini Sani masih harus mencari tambahan penghasilan lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Yakni dengan menjadi tukang ojek di kawasan pasar dan Pelabuhan Tulehu. Buat tambahan ongkos bensin, katanya. Maklum, kantornya di Kota Ambon berjarak 50 kilometer pergi pulang dari Tulehu.
Ditemui di rumahnya, bungsu sepuluh bersaudara itu tetaplah sosok yang sederhana. Hampir tiap hari dia melatih sepak bola di PPLP Maluku, pagi-sore, dan kadang membantu di SSB Tulehu Putra, lalu ngantor pada siangnya serta tetap ngojek di sela-sela waktu luangnya. Sejauh ini dia tidak pernah mengeluh atas kondisi tersebut.