Tidak Cari Makan di Golkar
Saya tetap di Golkar (sebagai anggota, red). Tidak ada yang bisa ngeluarin saya kecuali saya salah. Saya masuk Golkar juga karena saya punya idealisme, Golkar ini dibangun oleh ABRI dulu. Saya sebagai purnawirawan, juga kami semua, berpikir tidak salah juga kalau kami tetap bekerja masuk dalam Partai Golkar khususnya menyalurkan aspirasi kami sebagai rakyat Indonesia. Saya juga nggak cari makan di situ, tapi cuman sumbang pikiran. Tapi sebagai anggota Golkar saya tak bisa dipecat oleh siapapun. Saya tahu banyak Prabowo. Dia wakil saya selama hampir lima tahun. Jadi saya tahu dia, A sampai Z. Kalau saya lihat, bandingkan, Jokowi punya hal-hal positif, lebih banyak yang bisa diharapkan dari dia.
Jadi dua kubu di Golkar, apakah ini semata agar kader Golkar tetap ada yang masuk ke pemerintahan?
Golkar tetap diputuskan oleh ketua umum akan maju (bergabung) ke Partai Gerindra. Tapi kami pribadi-pribadi merasa itu bukan pilihan yang baik. Jadi hak konstitusi kami akan kami berikan kepada Jokowi.
Anda akan gabung ke tim pemenangan Jokowi-JK?
Tidak. Kami volunter dengan kemampuan kami, dengan networking kami, sampai sekarang kita sangat baik, networking kami jalan, sangat bagus, sangat konfiden. Sekali lagi saya minta masalah transaksional dalam perpolitikan, bagi-bagi kekuasaan, kita betul-betul berharap kedepan makin berkurang, jangan ada mahar-mahar ini itu yang akan juga mendorong melakukan hal-hal tidak baik dalam pemerintahan. Saya bersyukur bahwa masih ada orang yang punya idealisme di republik ini. Saya berharap apa yang dikatakan Jokowi bisa terus kita gulirkan sehingga bisa mengurangi masalah-masalah keinginan untuk melakukan transaksi-transaksi yang seharusnya tidak dilakukan.
Apa yang akan Anda lakukan sebagai bentuk dukungan ke Jokowi-JK?
Kita lakukan kegiatan di sosmed, dibantu Ansor dan Muslimat dan banyak relawan lain sehingga gerakannya jauh lebih efektif.
Akan bawa kader-kader Golkar yang lain untuk ikut dukung Jokowi-JK?