TNI Sudah Tahu Lokasi Penyanderaan WNI, Tapi...
jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, pihaknya setiap saat terus memantau perkembangan kasus penyanderaan 14 WNI oleh kelompok bersenjata di Filipina. Dari pemantauan yang dilakukan TNI, kondisi para sandera masih sehat.
"Setiap saat kami memantau, semua dalam kondisi sehat. Agar dipahami TNI sudah siapkan pasukan di beberapa tempat untuk melakukan tindakan tegas," ujar Gatot di sela-sela pembekalan kepemimpinan bagi Kepala Daerah di Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Dalam Negeri di Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (23/4).
Menurut Gatot, upaya pembebasan sandera dari kelompok militan bersenjata di Filipina sangat membutuhkan kesiapan TNI sangat diperlukan. Sebab, ketika tiba-tiba dibutuhkan operasi penyelamatan maka TNI bisa langsung bergerak.
Gatot menegaskan, TNI sudah mengantongi informasi tentang lokasi keberadaan WNI yang disandera. Dari 14 WNI yang disandera, sepuluh di antaranya berada di Sulu, Filipina. Sedangkan empat WNI lainnya diperkirakan berada di wilayah Tawi-Tawi.
Menurut Gatot, ada indikasi kelompok penyandera empat WNI merupakan pelaku kriminal biasa.“Yang empat ini bukan (disandera, red) oleh kelompok sempalan Abu Sayyaf. Jadi mereka kelompok yang beda lagi," ujarnya.
Hanya saja, hingga saat ini upaya pembebasan sandera melalui operasi militer memang belum bisa dilakukan. Pasalnya, Filipina juga memiliki undang-undang yang tak mengizinkan pasukan asing masuk ke negaranya.
Karenanya Gatot berharap agar Filipina sukses melakukan operasi militer terhadap kelompok Abu Sayyaf. "Tapi itikad baik Filipina sudah dilakukan. Mereka masih melakukan operasi di sana,” katanya.
Ia menambahkan, pada 3 Mei nanti pemerintah Indonesia akan menggelar pertemuan dengan Filipina dan Malaysia. Pertemuan itu dalam rangka merumuskan patroli bersama.