Tokoh Arus Bawah Masih Terhambat Elit Parpol
Untuk Bisa Kantongi Tiket CapresJumat, 13 Januari 2012 – 01:10 WIB
Pria yang membidani kelahiran Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) di era Orde Baru itu membandingkan konvensi Partai Golkar dengan beberapa partai di negara-negara dengan praktik demokrasi yang sudah mapan. Demokrasi, katanya, benar-benar diaplikasikan bukan sekedar pada prosedur tetapi juga substansi dengan mendorong primary election.
"Padahal primary election bisa meminimalisisai kepemimpinan yang dipersonalisasikan. Sehingga kehidupan yang partisipatif tumbuh di internal partai," cetusnya.
Sedangkan pengamat politik sekaligus sfat pengajar di FISIP UI, Hairansyah, menilai kaderisasi dan proses seleksi capres yang demokratis nyaris tak berjalan di hampir semua parpol. Menurutnya, partai di Indonesia masih tergantung pada figur sehingga kondisi di internal partai menjadi tak sehat.