Tommy Soeharto Dinilai Layak Jadi Ketum Partai Golkar
Airlangga yang juga Menko Perekonomian itu sebelum mundur dikabarkan sempat bertemu empat dengan Presiden Jokowi.
Untuk diketahui, alasan pengunduran diri Airlangga adalah menjaga keutuhan Partai Golkar.
Setelah Airlangga mundur banyak kalangan akan menduga-duga soal siapa pengganti Ketua Umum Golkar itu yang akan melakukan Munas pada Desember 2024.
Tidak terkecuali, muncul wacana bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka bergabung menjadi kader hingga pimpinan tertinggi Partai Golkar.
Tidak sedikit ada 'menolak' secara halus bergabungnya Jokowi dan Gibran ke Golkar.
Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie misalnya, menyebut Golkar memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) atau aturan internal partai yang mengatur syarat menjadi ketua umum.
Menanggapi hal itu, Guru Besar Senior Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Prof DR I Gde Pantja Astawa menyatakan Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan sehingga semua kader mempunyai peluang menjadi Ketua Umum Golkar.
"Golkar sekarang tidak lagi berorientasi pada tokoh, tetapi pada kader. Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar, siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mas Tommy mau masuk," kata Prof Pantja.