Tradisi Yaqowiyu Dapat Membantu Memulihkan Ekonomi Klaten
jpnn.com, KLATEN - Perayaan tradisi Yaqowiyu 2021 yang biasa ditandai dengan sebaran berton-ton kue apem di Jatinom, Klaten ditiadakan. Pandemi Covid-19 menjadi alasan peniadaan tradisi Yaqowiyu dan diisi dengan dzikir dan tahlil bersama secara daring.
Kondisi ini dirasakan mendalam oleh para pedagang di sekitar Pemakaman Makam Ki Ageng Gribig. Salah satunya Ibu Iin yang sudah 8 tahun berjualan angkringan dan kue Apem.
“Sudah 2 tahun ini tidak ada perayaan Yaqowiyu, perbandingan haul Ki Ageng Gribig sebelum pandemi dan saat pandemi ini berbeda jauh sekali. Sekarang sepi,” ujar Iin.
Menurut Iin, setiap akhir pekan banyak peziarah datang dari luar kota. Mulai dari Magelang, Demak, sampai Tuban. Selama pandemi, penjualannya menurun drastis, bahkan penghasilannya pernah minus. Terlebih, pemberlakuan PPKM melarang adanya pariwisata, termasuk wisata religi.
“Kalau dulu setiap hari Sabtu atau Minggu, 5-10 kg apem habis. Kalau sekarang saya jadi jarang buat kue apem, hanya kalau ada pesanan saja baru dibuat,” ungkapnya.
Namun demikian, Iin tetap bersemangat dan berikhtiar untuk terus membuka usahanya di tengah pandemi.
“Saya cuma bisa terus semangat untuk berjuang agar pandemi ini cepat selesai. Pokoknya terus berusaha jangan menyerah, jangan patah semangat. Dikit pun penghasilan disyukurin insyaallah berkah. Pemerintah juga buat aturan PPKM supaya kondisi ini cepat berlalu,” kata Iin.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi tradisi Yaqowiyu yang merupakan budaya sekaligus religi sebagai tanda penyebaran agama Islam yang kuat di Provinsi Jawa Tengah oleh Ki Ageng Gribig yang tidak lain adalah leluhur dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.