Trump Pindahkan Kedubes ke Jerusalem, Palestina Kalang Kabut
jpnn.com - Rumor bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump hendak memindahkan kedutaan besar ke Jerusalem membuat Pelestina kalang kabut. Mereka bergegas meminta pertolongan dunia untuk memblokade rencana yang bakal memberikan legitimasi kepada Israel untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari ini, Senin (4/12), kompak menyerukan penolakan. Keduanya sepakat menggelar aksi massa besar-besaran pada hari Rabu (7/12) mendatang.
Atas permintaan Otoritas Palestina, Liga Arab berencana menggelar sesi darurat untuk membahas isu ini besok, Selasa (5/12). Mereka juga mendesak OKI dan GCC untuk menggelar pertemuan serupa.
Melalui sambungan telepon, Abbas pun menghubungi pemimpin sejumlah negara untuk menjelaskan bahaya dari rencana Trump tersebut.
"Jika Presiden AS Donald Trump melaksanakan keputusannya itu, maka dia akan menyulut kemarahan seluruh kawasan (Timur Tengah) dan mengancam kepentingan AS di sana," kata Nabil Shaath, penasehat Presiden Abbas, Senin (4/12).
Memindahkan kedutaan dan mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan janji kampanye Trump pada pemilu 2016 lalu. Namun, Juni lalu dia justru menandatangani surat keputusan yang menunda pemindahan kedutaan selama enam bulan.
Rumor yang beredar, Trump akan menyampaikan pengumuman pesar tersebut pekan ini. Wakil Presiden AS Mike Pence pun mengakui bahwa sang Commander in Chief tengah mempertimbangkan pemindahan kedutaan. (aljazeera/dil/jpnn)