Tukang Parkir Ini Hatinya Sangat Mulia
’’Apalagi, pada 2010 penderita HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga meningkat. Saat itu kami memprediksi pasti akan banyak anak yang tertulari orang tuanya,’’ tutur Puger.
Benar saja, pada 2012 Puger dan kawan-kawan anggota LSM mendapat kabar dari RS Moewardi Solo bahwa ada ADHA di rumah sakit mereka.
Anak berusia 1,5 tahun itu sudah tidak punya orang tua dan akhirnya dibawa pulang oleh neneknya setelah 22 hari dirawat di rumah sakit.
Begitu mendapat informasi tersebut, Puger langsung meluncur ke rumah nenek yang merawat si anak tersebut. Tujuannya, menampung anak itu jika memang neneknya tidak mampu mengurus lagi.
’’Dan, ternyata benar, kakek-neneknya sudah menawarkan anak itu ke mana-mana, termasuk ke panti-panti. Tapi, tidak ada yang mau karena tahu anak itu sakit,’’ ungkapnya.
Puger akhirnya membawa pulang anak tersebut. Dia lalu mencarikan tempat tinggal. Kala itu masih berupa kamar kos-kosan dengan seorang mantan WPS (wanita pekerja seks) sebagai pengasuhnya.
Semakin hari, jumlah ADHA yang ditampung Puger semakin banyak. Dia pun harus memutar otak untuk mencari tempat tinggal yang layak.
Teman seperjuangan Puger di LSM, Yunus Prasetyo, menjual motornya untuk menyewa rumah kontrakan di kawasan Mangkuyudan selama dua tahun.