Tutup Powerful Indonesia Campaign 2023, The Apurva Kempinski Bali Rayakan Bali’s Cultural Kaleidoscope
Secara historis, topeng diukir menggunakan batang pisang semata-mata untuk keperluan ritual keagamaan.
Selama bertahun-tahun, topeng Singapadu telah berevolusi dari ciri tradisionalnya menjadi bentuk yang lebih ekspresif yang berpadu sempurna dengan pertunjukan tari untuk hiburan selain tujuan awalnya.
Kemampuan untuk menanamkan jiwa dan emosi seniman ke dalam setiap topeng selama proses ukiran membuat topeng Singapadu berbeda dari yang dibuat di daerah lain di Bali.
Sebagai generasi kesepuluh pemahat topeng di keluarganya, Cokorda Alit Artawan merupakan sosok terkemuka dalam dunia seni dan kerajinan asal Singapadu, Bali.
“Kecintaan saya terhadap kerajinan topeng berkobar sejak masa mudanya, yang dipupuk melalui bimbingan paman dan terutama kakek saya, Tjokorda Oka Tuble, yang juga dikenal sebagai Ida Dwagung Singapadu,” ungkapnya.
Tiga dekade lalu, Cokorda Alit Artawan memulai perjalanan seni pertunjukannya dengan seni tari yang lambat laun berkembang menjadi desain dan ukiran topeng.
Pada tahun 2000, dia mulai memikat penonton di Indonesia, Australia, Jepang, Dubai, dan Prancis melalui berbagai pameran terkemuka.
Saat ini, topengnya yang merupakan perwujudan evolusi topeng Singapadu, yang memadukan tradisi dengan ekspresi kontemporer, tersedia untuk dikagumi di Lobi Pendopo resor hingga 31 Januari 2024.