Ulama NU Ini Sebut Budaya Sajen Tak Ada Masalah dalam Islam, Lalu Bandingkan dengan Arab
jpnn.com, JAKARTA - Ulama NU Gus Muwafiq menilai tak ada masalah budaya sajen dalam Islam. Dia menganggap spiritual keagamaan yang membudaya di masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu seperti pemberian sajen hingga penanaman susuk di tubuh merupakan praktik survival manusia di zaman dahulu.
Ulama bernama KH. Ahmad Muwafiq itu menyatakan hal itu terkait keberlangsungan hidup manusia yang tidak bisa secara sederhana dianggap melenceng dari ajaran agama Islam. Praktik-praktik budaya seperti itu bahkan sudah terjadi jauh sebelum era Rasulullah.
Hal itu disampaikan oleh Gus Muwafiq dalam serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Budaya Sajen dalam Perspektif Islam" di akun BKN PDI Perjuangan di YouTube, Sabtu (30/4).
"Tidak apa-apa (Islam memandang budaya sajen), di Indonesia ada kemenyan, di Arab ada yang dikenal dengan bukhur, sama saja. Hanya karena di Indonesia itu dahulu dari pohon yang namanya taru menyan, makanya disebutnya di sini kemenyan," kata dia.
Gus Muwafiq melanjutkan manusia pertama kali memang mengetahui ada makhluk di luar dirinya.
"Nabi Adam tahu ada jin, Nabi Adam tahu ada malaikat, Nabi Adam tahu kebiasaan iblis dan tahu kebiasaan malaikat. Nah, manusia butuh survival untuk hidup di dunia," ujar Gus Muwafiq.
Oleh karena itu, kata Gus Muwafiq, karena manusia memahami adanya kehidupan mahkluk yang berada di dimensi lain yang tidak nampak dan beberapa di antaranya memiliki kekuatan, maka mereka memberi makan dalam bentuk sajen.
Gus Muwafiq mengatakan makanannya berbeda dengan manusia normal agar kehidupan manusia tidak diganggu.