Ultah
Oleh Dahlan Iskan“Sudahlah. Mulai saja,” desak Joko Intarto. “Seminggu sekali saja dulu,” desaknya.
Maka saya malu. Sayalah dulu yang seperti itu. Mendesak-desa orang lain. Termasuk mendesak Joko Intarto. Saat ia masih menjadi anak buah saya. Agar mau melakukan sesuatu. Kini kok saya yang dalam posisi didesak-desak.
Maka jadilah.
Disusunlah daftar calon nama. Ada usulan biasa: Catatan Dahlan Iskan. Seperti nama rubrik saya di koran dulu.
Tetapi saya merasa tidak cocok. Itu sudah masa lalu. Kok seperti tidak bisa move on. Ahok saja ganti BTP.
Akhirnya Joko Intarto sendiri yang menemukan nama baru. Yang langsung saya setujui: DisWay. Diambil dari judul buku tentang saya. Berjudul DI’s Way. Yang ditulis oleh Aris Darmawan. Sebuah buku yang sangat menarik. Melihat saya dari sisi yang beda.
Aris Darmawan adalah mantan wartawan Kaltim Post. Koran yang saya bidani dengan semangat melawan iklim. Iklim apa saja: internal dan eksternal.
Aris Darmawan wartawan penuh ide. Prestasinya sangat baik. Tapi memilih berhenti menjadi wartawan. Justru ketika masih sangat muda. Dan masih sedang berada di puncak.