Ulus Pirmawan, DPA Asal Bandung Barat yang Mendukung Program Ekspor Kementan, Sebegini Omzetnya
Sementara itu, Ulus Pirnawan memilih berbisnis produk hortikultura yang biasa dimasak sebagai olahan tumis dan sayur, karena memiliki nilai jual yang tinggi dan potensi pasar internasional yang cukup luas.
“Alhamdulillah, berjalanya waktu, baby buncis saya sudah mampu ekspor ke Singapura. Bahkan, baby buncis super saya menembus market negara-negara di Asia,” ujar Ulus.
Salah seorang Duta Petani Andalan (DPA) Kementan yang juga ketua Gapoktan Wargi Panggupay itu mengungkapkan bahwa dia dan rekan-rekan anggota kelompoknya tetap berproduksi di tengah-tengah hiruk pikuk pandemi Covid-19.
"Kami tetap menanam dan memanen sayur-mayur seperti buncis, selada, cabai, tomat, timun, sawi, bayam jepang, brokoli, dan lainnya. Bahkan, saat ini produksi kami meningkat sekitar 30 persen. Hal ini dikarenakan permintaan akan kebutuhan pangan khususnya sayuran meningkat," tuturnya.
Baca Juga: Fahri Hamzah: Saya Alergi Kalau Ada Lembaga yang Melebihi Presiden
Untuk memenuhi kebutuhan sayuran, setiap hari Ulus rutin mengirim produknya untuk memenuhi Toko Tani Indonesia (TTI) selain memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Lembang.
"Insyaallah kami tetap akan berjuang membantu masyarakat, karena kami petani kami akan memproduksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat," ucapnya.
Selain sayuran, Ulus dan kelompoknya juga memproduksi tahu. Saat ini dia bahkan bisa memproduksi dua kali lipat dan selalu habis dalam sehari.