Ulus Pirmawan, DPA Asal Bandung Barat yang Mendukung Program Ekspor Kementan, Sebegini Omzetnya
"Tentunya kami tidak mengambil peluang keuntungan lebih dengan menaikan harga pada kondisi saat ini, harga yang kami berikan pastinya harga petani yang sangat bersahabat," ungkap Ulus.
Khusus untuk ekspor baby buncis dan buncis super, kata Ulus, saat ini memang sedang ada penurunan dalam segi jumlah, biasanya dalam satu hari dia bisa mengekspor dua ton, sedangkan saat ini hanya satu ton.
Hal itu terjadi karena adanya kebijakan dari negara tujuan untuk komoditi ekspor seperti Malaysia.
Saat ini Ulus dan Gapoktan Wargi Panggupay masih mengekspor baby buncis ke Singapura, tetapi jumlahnya berkurang karena jadwal pengiriman oleh pihak ekspedisi yang tadinya sehari dua kali saat ini hanya satu kali.
"Saat ini kami mampu mengekspor 1-1,5 ton buncis kenya dan buncis super ke Singapura, per harinya dengan omset Rp 4,2 juta untuk sekali pengiriman. Selain itu kami juga mengekspor selada air dan pokcoy," jelasnya.
Ulus mengatakan, bisnisnya semakin maju karena setiap hari dia mampu memenuhi kebutuhan buncis super ke berbagai pasar di dalam dan luar negeri dengan omzet per bulan mencapai Rp 400 juta.
Sebagai pelecut bisnisnya agar tumbuh kembang, Ulus dan sejumlah pengusaha muda di Jawa Barat mengaku mendukung gerakan ekspor pertanian yang digagas Mentan SYL.
"Saya sangat setuju dengan program ekspor karena sebenarnya kita punya peluang untuk memasarkan produk kita ke luar negeri. Walaupun ada wabah penyakit virus corona, produk pertanian kita sampai hari ini tetap dibutuhkan banyak orang,” pungkas Ulus. (*/jpnn)