Untuk Isi Kekurangan Pekerja di Australia, Mahasiswa Internasional Diperbolehkan Kerja Lebih Banyak
"Saya senang dengan peraturan baru ini karena ini berarti teman-teman [mahasiswa internasional] saya dapat bekerja lebih lama dan saya tidak perlu mengerjakan terlalu banyak hal di tempat kerja," katanya.
"Sejak tenaga kerja berkurang, saya banyak bekerja ekstra, jadi saya senang mengetahui bahwa pekerjaan itu akan ditangani oleh orang lain."
Dia mengatakan banyak pekerja kembali ke negara asal mereka setelah lockdown pertama Sydney, yang berarti perusahaan tempat dia bekerja telah berjuang untuk mendapatkan pekerja.
CEO Australasian Convenience and Petroleum Marketers Association (ACAPMA), Mark McKenzie mengatakan kepada ABC bahwa keputusan pemerintah tersebut adalah kabar baik bagi pemilik pompa bensin.
"Perpanjangan jam akan memberikan kelegaan besar dalam tekanan yang saat ini kami alami terkait kebutuhan tenaga kerja," kata Mark.
Menurut Mark, antara 10 sampai 12 persen pekerja di industri ritel bensin harus diisolasi karena COVID-19, sekitar setengahnya terinfeksi virus corona dan setengahnya lagi karena mereka melakukan kontak erat.
"Situasi industri bahan bakar sangat berbeda dengan industri bahan makanan. Apa yang kami lakukan adalah untuk menangani masalah ini karena kurangnya tenaga kerja."
Tekanan baru untuk mahasiswa internasional
Presiden Dewan Siswa Internasional Australia (CISA) Oscar Zi Shao Ong mengatakan banyak siswa akan menyambut baik keputusan pemerintah.