Upsus Siwab Tingkatkan Populasi Sapi & Sejahterakan Peternak
Sehingga, lanjutnya, populasi secara nasional akan bertambah, sekaligus akan bertambah sumber input produksi sebagai investasi yang menjadi pondasi menuju swasembada daging sapi yang dicanangkan tercapai di tahun 2023.
"Dari berbagai intervensi program di atas, seperti Upsus Siwab, penambahan sapi indukan impor berbagai dan kegiatan pendukung lainnya seperti : pengendalian pemotongan sapi betina produktif, penanganan gangguan reproduksi, serta pengendalian penyakit hewan telah terbukti dengan adanya lompatan populasi sapi/ kerbau yang cukup signifikan", tambahnya.
Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan populasi sapi-kerbau dari periode 2014-2017 sesudah program GBIB dan Upsus Siwab mengalami lompatan kenaikan pertumbuhan menjadi sebesar 3,4 persen per tahun, dibanding pertumbuhan populasi pada periode tahun 2012 – 2014 sebelum program GBIB dan Upsus Siwab dengan rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 1,03 persen.
Mengubah Pola Pikir Petani
I Ketut Diarmita menjelaskan, esensi Upsus Siwab sesungguhnya adalah mengubah pola pikir petani ternak domestik yang cara beternak peternaknya selama ini masih bersifat sambilan.
"Nah, Upsus Siwab itu mengubah pola pikir yang demikian dan mengarahkan praktik beternak yang menuju ke arah profit dan menguntungkan bagi peternak,” kata Diarmita.
Selain mengakselerasi peningkatan populasi sapi dan mengubah pola pikir peternak, Diarmita melanjutkan, dampak Upsus Siwab juga mampu menurunkan pemotongan betina produktif melalui kerja sama dengan Baharkam Polri. Pemotongan sapi dan kerbau betina produktif secara nasional sampai saat ini sebanyak 8.514 ekor.
"Jumlah pemotongan tersebut menurun 57,12 persen dibandingkan dengan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif pada periode yang sama pada 2017", jelas Diarmita.