Utami : Jika Tak Persiapkan Diri, Kita Terlempar ke Pinggiran
“Misalnya, selama ini kita terpaku memandang overcrowded, overcapacity (di lapas dan rutan) itu hanya sebagai masalah, sebagai persoalan. Kita sudah harus menganggap itu bukan sekadar masalah, tapi tantangan yang melecehkan eksistensi institusi kita. Pola pikir kita harus positif thinking agar tekun, sungguh-sungguh namun gembira, menjawab tantangan itu dengan solusi yang paling tepat,” kata Utami.
Terkait pola pikir positif tersebut, Utami juga sempat menyoal visi pemasyarakatan selama ini yang dianggapnya kurang optimistis.
“Visi pemasyarakatan sejak lama hanya sebatas menyoal pemulihan kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan. Cuma dipulihkan? Kenapa kita tidak bicara peningkatan kualitas hisup, kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan? Mari kita ubah menjadi lebih optimistis dengan meningkatkan dan tak sekadar memulihkan. Bukankah dalam ajaran Islam dikatakan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini? Orang yang hari ini-nya sama dengan hari kemarin saja sudah disebut rugi, dan mereka yang hari ini lebih buruk kdari kemarin itu bahkan tergolong orang yang celaka,” kata Utami, yang selama berlangsungnya acara di Wisma Pengayoman, Cisarua, Bogor, itu selalu menginap bersama para peserta.
BACA JUGA : Nunung Tertangkap karena Narkoba, Tessy Mengaku Kecolongan
Melalui Renstra yang telah tersusun itu, Utami mengajak jajaran Ditjenpas untuk optimistis bahwa kerja keras yang fokus pada pelaksanaan revitalisasi pemasyarakatan itu akan segera berbuah manis.
Di akhir amanatnya Dirjen Utami menegaskan ajakan kepada jajarannya untuk mewariskan sesuatu yang baik kepada lingkungan kerja dan masyarakat.
“Kita harus meninggalkan legacy yang baik. Sebab itu yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah, kelak di Hari Akhir. Sekaranglah kita harus berbuat, bukan besok atau kapan nanti.”