Utang Menumpuk, Politikus Gerindra Sentil Sri Mulyani
"Dari gambaran itu, kita tidak bisa berharap banyak untuk pencapaian program kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi riil dari cara-cara pengelolaan fiskal seperti itu. Buktinya, uang hanya habis untuk membayar utang yang semakin bertumpuk," sebutnya.
Heri berharap pemerintah bisa menghadirkan solusi atas jeratan defisit anggaran yang makin menganga lewat kebijakan fiskal yang kredibel. Ironisnya, dalam kurun lima tahun terakhir, realisasi defisit anggaran cenderung meningkat.
Penyebabnya, rata-rata realisasi belanja tumbuh di kisaran 5 persen, sementara realisasi pendapatan negara hanya tumbuh kisaran 3 persen. Bahkan defisit APBNP 2015 melonjak melebihi target yaitu mencapai 2,59 persen terhadap PDB. Pada APBNP 2016 pemerintah kembali menargetkan defisit anggaran sebesar 2,35 persen.
Bahkan, pada APBN 2017, pemerintah kembali menaikkan defisit anggaran sebesar 12,9 persen menjadi Rp 330,2 triliun atau mencapai 2,41 persen PDB. Yang paling mengkhawatirkan, melihat realisasi fiskal sepanjang 2016, diperkirakan defisit akan meningkat menjadi 2,7 persen terhadap PDB.
"Ini adalah tragedi bagi keuangan nasional kita. Saya berharap pemerintah terus menghadirkan postur fiskal yang kredibel. Dan itu harus nyata jangan sampai habis di wacana dan kenyataannya tidak terbukti," pungkasnya.