Wabah Covid-19, Para Perokok Perlu Menyimak Penjelasan Ini
“Bahkan jika itu hanya dilakukan selama pandemi ini,” tegasnya.
Pendapat serupa juga disampaikan ahli dari University of East Anglia sekaligus Chief Investigator The NeSCi Study, Dr Caitlin Notley.
Dia berpendapat, saat mengisolasi diri di rumah, anak-anak dan nonperokok berisiko terpapar asap rokok jika hidup dengan seorang perokok. Hal tersebut akan menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan perokok pasif.
Caitlin menyarankan perokok untuk berhenti merokok atau beralih ke produk tembakau alternatif, misalnya rokok elektrik, untuk mengurangi paparan asap rokok kepada orang lain.
Menurut dia, di tengah pandemik COVID-19 sekarang ini, adalah momen yang tepat untuk perokok beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko.
"Produk tembakau alternatif adalah pilihan konsumen yang paling populer untuk membantu berhenti merokok, dan itu efektif. Orang-orang harus didorong untuk beralih dari kebiasaan merokok,” terangnya.
Sejauh ini, Caitlin menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menggunakan produk tembakau alternatif akan meningkatkan risiko terjangkit (infection rate) atau memperparah kondisi pasien COVID-19.
Meski tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa kondisi terlihat pada kelompok yang rentan, tetapi risiko tersebut merupakan efek dari kebiasaan merokok sebelumnya.
“Beralih sepenuhnya ke rokok elektrik dapat memperbaiki kondisi kardiovaskular dan pernapasan. Bahkan perokok yang beralih ke rokok elektrik diharapkan memiliki prognosis yang lebih baik jika terinfeksi oleh COVID-19,” tegasnya.
Kelompok rentan adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan diabetes yang kemungkinan memiliki kebiasaan merokok.