Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Waduk Ciawi Bukan Solusi Akhir

Senin, 21 Januari 2013 – 08:37 WIB
Waduk Ciawi Bukan Solusi Akhir - JPNN.COM
Bendung Katulampa dibangun pada tahun 1889, dan mulai beroperasi pada tahun 1911. Bendung ini adalah respon terhadap banjir besar yang melanda Jakarta pada 1872. Kala itu, banjir dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Ciliwung. Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke Kalibaru Timur, dan mengalir ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sebelum bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dahulu, air Kalibaru Timur dipakai untuk mengairi sawah yang banyak terdapat di daerah antara Bogor dan Jakarta,” terangnya.

Sampai tahun 1990, areal persawahan di Bogor dan Jakarta masih banyak, yakni 2.414 hektar. Namun kini sawah hampir habis. Hanya Bogor dan Cibinong yang masih memiliki 72 hektar sawah, sementara Jakarta sama sekali habis. Sehingga fungsi irigasi Bendung Katulampa bisa dikatakan sudah berakhir akibat punahnya areal persawahan di Bogor dan Jakarta.

Joko melanjutkan, pemahaman yang perlu dipahami semua pihak terkait banjir Jakarta adalah, tidak semua penyebab banjir berada di wilayah hulu atau Bogor. Penataan di hilir pun menjadi salah satu penyebab air sungai meluap. Meski cuaca di hulu turun hujan, jika terpantau ketinggian air sungai di hilir sudah naik dalam waktu bersamaan, bisa dikatakan ada yang tak beres dalam penataannya.

“Tidak bisa selalu disalahkan hulu. Perlu dilihat juga, apakah hujan merata atau sporadis di satu wilayah. Durasi hujan, intensitas dan ketebalan curah hujan juga sangat berpengaruh,” paparnya.

BOGOR- Pembangunan Waduk Ciawi bukanlah solusi final mengatasi banjir Jakarta. Kalimat itu ditegaskan Pemerhati Tata Ruang, Joko Pitoyo. Menurutnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News