Wajah Ningrat Hati Merakyat, Qodari Sebut Gusti Bhre Mampu Lanjutkan Estafet Kepemimpinan Gibran di Kota Solo
Menurut Qodari, Gusti Bhre terlihat sangat berwibawa, tetapi merakyat sebagaimana karakter kepemimpinan Presiden Jokowi maupun Gibran saat menjabat walikota Solo.
“Berwibawa itu karena beliau adalah keturunan Mangkunegara, tapi beliau adalah merakyat. Merakyat ini sangat penting, kenapa? Karena semenjak Pak Jokowi jadi pemimpin, Mas Gibran menjadi pemimpin memang karakteristik kepemimpinan yang menjadi standar bagi masyarakat itu seperti Pak Jokowi dan Mas Gibran,” urainya.
“Dan, kata kuncinya adalah merakyat. Berwibawa, tetapi merakyat, merakyat tetapi berwibawa. Saya kira itu yang unik dari Gusti Bhre tidak bisa keluar dari itu,” imbuhnya.
Qodari juga menilai bahwa kata 'merakyat' ini penting, sebab lawan politik Gusti Bhre diduga akan menggunakan narasi elitisme yang hendak memisahkan Gusti Bhre dari rakyat.
"Saya menduga bahwa lawan-lawan politik nanti akan menggunakan isu elitisme terhadap Gusti Bhre, pasti itu. Jadi, Gusti Bhre akan dipisahkan dari rakyat, akan dibuat dikotomi antara Gusti Bhre dengan rakyat,” katanya.
Namun, Qodari meyakini isu itu tidak akan mempan karena Gusti Bhre sudah menunjukkan dirinya dekat dengan rakyat sehingga narasi elitisme dengan sendirinya akan terbantahkan atau gagal.
“Nah, Gusti Bhre ini sudah mendahului, sudah mengantisipasi dengan cara apa, dengan cara ditunjukkan bagaimana dia merakyat, interaksi dia dengan rakyat itu berjalan dan bagaimana rakyat dekat dan merespons dengan baik figur Gusti Bhre ini,” katanya.
“Jadi, menurut saya per hari ini tidak bisa lagi tuh kalau ada lawan politik yang mau menyerang Gusti Bhre dengan isu elitisme, mau mendikotomikan Gusti Bhre dengan rakyat gak bisa, itu sudah gagal, sudah dipatahkan Gusti Bhre dengan acara pada hari ini konsolidasi Sahabat Bang Ara dengan Gusma dan tentu saja dengan kegiatan-kegiatan interaksi Gusti Bhre selama ini,” ujar Qodari.(fri/jpnn)