Wali Kota Syahrul yang Meninggal Akibat Corona Dikenal Pekerja Keras dan Religius
jpnn.com, TANJUNGPINANG - Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berduka di tengah momen bulan suci Ramadan 1441 Hijriah atas wafatnya Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, Selasa (29/4), setelah dirawat instensif di RSUD Raja Ahmad Thabib Kepri di Tanjungpinang sejak 11 April 2020 kemarin.
Ayah Syahrul, begitu sapaan akrabnya, wafat akibat komplikasi COVID-19, berikut penyakit penyerta, seperti jantung, ginjal, dan gula darah.
Jenazah Syahrul sudah dimakamkan di Taman Makan Pahlawan di Kilometer 5 Tanjungpinang, Selasa (28/4) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
Prosesi pemakaman dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19 oleh tim medis berpakaian lengkap Alat Pelindung Diri (APD).
Syahrul meninggalkan seorang istri Jauriyah dan tiga orang anak (seorang putera dan dua orang putri).
Syahrul dilahirkan di Tarempa 30 Agustus 1960. Ia berasal dari keluarga sederhana dengan 8 bersaudara.
Masa kecil Syahrul terbilang keras. Saat masih duduk di bangku kelas 4 SD, ia sudah bekerja keras membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue dan es disebabkan ayahnya sakit-sakitan, sedangkan ibunya tidak bekerja.
Setelah lulus SD 56/V Tarempa tahun 1975, Syahrul kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Tarempa. Tetapi di SMEP Tarempa itu dia tidak bisa menyelesaikannya. Ayahnya meninggal dunia sehingga ia kemudian memutuskan membantu ekonomi keluarga dengan bekerja di perkebunan cengkih atau pekerjaan apa saja yang bisa dilakukannya.