Wamenag: HGN Ingatkan pada Keteladanan Para Pendiri Bangsa
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, peringatan hari guru nasional (HGN) mengingatkan pada sikap moral yang diajarkan dan diteladankan para pendiri bangsa (the founding fathers). Menurutnya, ada tiga sikap moral yang diwariskan, yaitu: berilmu, beramal, dan mengajar.
“Pendiri bangsa mengajarkan kita tentang berilmu, beramal, dan mengajar,” terang Wamenag di Jakarta, Rabu (25/11).
Dijelaskannya, sikap moral itu tumbuh dari perjalanan hidup mereka dalam perjuangan memerdekakan dan membangun bangsa. Mereka terjun langsung ke masyarakat, mendidik rakyat, dan banyak di antara mereka mengabdi sebagai guru.
Bung Karno misalnya, pernah menjadi guru agama Islam di sekolah dasar Muhammadiyah selama pengasingan di Bengkulu. Bung Hatta dan Bung Syahrir selama masa pembuangan di Banda Neira, Maluku, aktif mengajar dan berbagi ilmu pada anak-anak kecil dan remaja lokal di sana.
Tan Malaka, kata Wamenag, sekembalinya dari Eropa, juga aktif menjadi guru bahasa untuk anak-anak buruh perkebunan di Sanembah, Deli, Sumatera Utara. Begitu juga KH Abdul Wahid Hasyim yang sepulang dari naik haji, terjun langsung mengajar di pesantren Tebu Ireng.
“Banyak bapak bangsa lainnya, termasuk pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, dan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang mengawali karir sebagai guru, pengajar, kiai, di lembaga pendidikan masing-masing,” tuturnya.
“Masih banyak bapak bangsa kita yang lainnya yang istikamah dalam berilmu, mengajar, dan beramal," ujarnya.
Mereka adalah guru bangsa yang juga penggerak, pejuang, dan akhirnya menjadi pembebas anak-anak bangsa dari belenggu ketidaktahuan, kebodohan, dan sikap mental negatif lainnya menuju kemerdekaan agar bangsa kita mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bangsa lain.