Wamenag: Pembelajaran Agama yang Keliru Picu Intoleransi
Zainut optimistis pendidikan model pesantren bisa menjadi jawaban atas meningkatnya semangat masyarakat untuk belajar agama saat ini.
Fenomena yang ditemui, meningkatnya gairah belajar agama di masyarakat seringkali tersalurkan melalui pembelajaran lewat internet dan media sosial.
Akibatnya sulit untuk dipastikan kesesuaian metode pembelajaran, sanad keilmuan, dan kapasitas pengajar agamanya.
Pembelajaran agama yang keliru terbukti berpengaruh pada munculnya eksklusivisme beragama dan intoleransi, yang berpotensi konflik di tengah masyarakat, serta mengancam kesatuan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan.
"Kami mengajak seluruh masyarakat pesantren untuk memasyarakatkan dan memelihara Islam wasathiyah, yang merupakan solusi paling tepat menghadapi kemajemukan bangsa," jelas dia.
Zainut Tauhid mengatakan misi kenabian yang diemban pesantren sepatutnya memberi inspirasi menghadapi segala kesulitan yang hadir utamanya pada masa pandemi Covid-19 ini. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: