Warga China Serius soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Resah saat Tak Ada Kabar, Sempat Ragukan Indonesia
Dalam hal pembangunan, China tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia, meskipun keduanya sama-sama negara berkembang karena sistem sosial politik dan tata kelola pemerintahannya saja berbeda.
Di China sangat wajar membangun rel kereta cepat sepanjang 15 kilometer bisa terselesaikan dalam jangka waktu kurang dari sembilan jam.
Hal itu karena di China, tak ada sejengkal tanah pun yang dikuasai oleh perorangan. Semua lahan dikuasai oleh negara. Pihak swasta atau perorangan hanya diberikan hak konsesi atau sewa berjangka.
Ini perbedaan yang sangat mendasar dengan di Indonesia. Setiap pembangunan proyek infrastruktur butuh pengadaan lahan. Dan lahan yang dibutuhkan itu kebanyakan bukan milik negara.
Beberapa jurnalis China manggut-manggut mendengar pernyataan penulis dalam menjawab pertanyaan mengenai fenomena itu dalam diskusi kecil dengan beberapa awak media setempat pada pertengahan 2018.
Lama tak terdengar kelangsungan proyek tersebut. Bahkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sama sekali tidak disinggung saat Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri China Li Keqiang di Jakarta pada 7 Mei 2018.
Mungkin pemerintah Indonesia merasa enggan menyampaikan perkembangan proyek yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun itu hanya menghasilkan pembebasan lahan tidak lebih dari 60 persen.
Di tengah ketidakmenentuan tentang proyek kereta api cepat di Indonesia itu, datanglah kabar dari Laos yang secara mengejutkan berhasil mengoperasikan jalur kereta api baru bersama China.