Warga Mulai Melakukan Pergerakan Lagi Setelah Angka Penularan COVID-19 di Indonesia Turun
"Mempertahankan lebih sulit daripada mencapainya, oleh karena itu diperlukan kerja sama serta konsistensi dalam mengendalikan COVID-19 dengan rasa penuh tanggung jawab."
"[Dengan cara] optimalisasi implementasi kebijakan yang ada, dan terus monitoring keadaan di lapangan, melakukan evaluasi jika perlu mengingat COVID-19 amat dinamis," kata Profesor Wiku kepada Sastra Wijaya, wartawan ABC Indonesia.
Trend menurun mirip dengan India
Menurut Septian Hartono, koordinator data lembaga independen pengumpul data Kawal COVID-19, tren yang terjadi di Indonesia mirip dengan apa yang terjadi di India.
"Gelombang Delta di Indonesia ini mirip polanya dengan India: cepat naik, lalu cepat turunnya juga," kata Septian.
"Walaupun kasus yang sebenarnya bisa jadi jauh lebih tinggi dari angka resmi karena keterbatasan testing dan kurangnya surveilans, trennya konsisten, bahwa gelombang Delta ini sudah berakhir."
Kawal COVID-19 juga membandingkan apa yang terjadi dengan gelombang Delta di Jakarta dengan populasi 10 juta orang dan Sydney yang memiliki 8 juta orang.
"Lonjakan kasus di Sydney berjalan perlahan karena ada strategi melandaikan kurva supaya fasilitas kesehatan tidak kewalahan, tapi kurva naik dan turun perlahan," ujarnya.
"Sementara di Indonesia cepat naik, cepat turun, tapi dengan konsekuensi fasilitas kesehatan kolaps dan jumlah kematian yang banyak," katanya lagi.