Warga Mulai Melakukan Pergerakan Lagi Setelah Angka Penularan COVID-19 di Indonesia Turun
Menurut angka dari Satgas COVID-19, hanya dalam waktu sembilan pekan dari akhir Mei, jumlah kematian naik dua kali lipat menjadi 100 ribu orang, sementara diperlukan waktu 14 bulan untuk mencapai 50 ribu kematian pertama.
Dengan rumah sakit terutama di Pulau Jawa yang kewalahan menampung pasien , kurangnya persediaan oksigen, banyak pasien kemudian dirawat di rumah sendiri oleh keluarga dengan fasilitas terbatas.
Menurut data dari Johns Hopkins Worldometer, puncak kasus tertinggi di Indonesia adalah pada tanggal 15 Juli di mana ada 56.757 kasus. Sementara angka kematian harian tertinggi terjadi seminggu kemudian pada tanggal 27 Juli, sebanyak 2.069 orang.
Presiden Jokowi kemudian menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai tanggal 3 Juli, yang pada awalnya hanya berlaku sampai tanggal 20 Juli, namun kemudian diperpanjang sampai bulan September saat ini.
Minggu lalu, pemerintah memutuskan untuk menurunkan tingkat PPKM dari level 4 ke level 3 di Pulau Jawa dan bali, karena kasus yang menurun dengan cepat.
Hari Selasa (22/09) pihak berwenang menyatakan yang meninggal dunia karena COVID-19 adalah sebanyak 171 orang.
Menurut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan turis asing masuk ke Bali dan ke bagian Indonesia lainnya kemungkinan di bulan Oktober.
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Indonesia, Profesor Wiku Adisasmito mengatakan penurunan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini terjadi karena kerja sama seluruh elemen.