Warga NU Demo Tolak Sekolah 5 Hari: Bapak Membuat Kami Panas
Untuk itu, Madrasah Diniyah(Madin) yang berjumlah 600, TPQ 600, dan Pondok Pesantren (Ponpes) 400, semuanya menolak full day school dan sekaligus meminta pemerintah segera membatalkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2017.
Sebab rencana lima hari sekolah, dapat mematikan madrasah diniyah dan taman pendidikan Alquran. Sehingga ia meminta Presiden segera menerbitkan Keputusan Presiden (Kepres) untuk membatalkan full day school.
"Kalau sampai diberlakukan akan membuat ratusan lebih lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan TPQ akan mati. Karena sekolah formal akan berlangsung hingga sore hari. Sementara madrasah dan TPQ mulai beraktivitas pada sore hari," kata dia.
Koordinator lapangan, Ahmad Munif, menyatakan, pihaknya menolak FDS dan meminta pemerintah mencabut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Sebab, sekolah yang sudah menerapkan FDS, peserta didiknya baru pulang pukul 16.00.
"Anak-anak jangan hanya diajar di sekolah, tetapi juga harus didik ilmu agama. Madrasah dan TPQ sebagai dasar pendidikan agama," kata dia.
Sementara Bupati Kendal Mirna Annisa dalam orasi mengatakan, Presiden Jokowi saja belum merespon tentang hal ini.
"Saya sebagai orang yang panjenengan pilih dan amanti di Kabupaten Kendal, saya pasti akan berbicara untuk Kendal, berbicara untuk panjenengan. Jadi begini, sekarang kita berjuang dengan cara yang lebih cerdas. Penyampaian ini sudah saya terima. Kemudian tadi ada surat yang saya tandatangani untuk mendukung agar di Kabupaten Kendal agar tidak diberlakukan hal ini. Akan tetapi segala sesuatunya, segala sesuatu yang ada di pemerintahan di Indonesia ini, masih ada atasan saya, yakni pak Gubernur, atasnya lagi ada Presiden.Saya pasti akan menjembatani untuk memberikan informasi ini kepada beliau-beliau. Saya berusaha sesuai apa yang panjenengan inginkan," kata dia. (RP)