Risma Minta Civitas Akademika Poltekesos Bandung Berani Tinggalkan Zona Nyaman
Civitas Akademika Poltekesos Bandung, sambung Risma, harus mencari jawabannya di tengah-tengah masyarakat. Risma menilai, untuk menyelesaikan masalah itu tidak selalu harus dari bangku kuliah.
"Apakah dengan demikian ilmu kesejahteraan sosial tidak dipakai, tidak. Karena dunia selalu berubah. Kita harus mampu eksis, bisa menjawab perubahan. Soalnya dunia akan selalu berubah. Jadi jangan puas di zona nyaman. Jangan khawatir karena kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa," papar dia.
Dia juga menyerukan kepada Poltekesos Bandung agar mampu meyelesaikan masalah dengan berpikir inovatif dan berkolabirasi.
"Kalau tidak bisa dijawab sendiri kita bisa bermitra. Saat ini kita kenal era crowd funding," ujar Risma.
Fenomena Sosial Rumit dan Dinamis
Rima menyebut, saat ini tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial sangat rumit dan dinamis. Suatu ketika dia meminta jajarannya untuk mampu menciptakan kursi roda elektronik untuk membantu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang mengalami disabilitas berat yang tidak bisa dibantu hanya dengan kursi roda biasa.
"Tantangan ini harus dijawab. Untuk bisa menjawab itu, tidak harus dikerjakan sendir-sendiri. Caranya di abad 21 ini kita tidak harus bekerja sendiri. Kita bisa berkolaborasi, " ungkap Risma.
Risma juga memberikan sejumlah contoh dan pengalaman di mana selama pengabdiannya di berbagai tempat, dia menyelesaikan masalah di lapangan. Contohnya, kata dia saat menghijaukan Kota Surabaya, dia mengisahkan bagaimana hingga pukul jam 02.00 menaman bunga dan pohon di sejumlah titik di Kota Surabaya.
Kemudian juga saat ia mencari penyebab banjir di Kota Pahlawan pada saat awal-awal memimpin sebagai wali kota.