Wirdjo, sang Pembunuh Belasan Orang, Sungguh Mengerikan!
Wirdjo juga pernah menjadi bagian dari kejayaan PT Kertas Basuki Rahmat. Dia bekerja di sana sebagai sopir forklift. Cukup lama dia bekerja di pabrik kertas.
Namun perjalanan karirnya di pabrik harus berakhir dengan pemecatan dari pihak manajemen perusahaan.
Ulahnya menabrakkan forklif ke tembok, membuat dia diberhentikan dari pekerjaan di pabrik. Sejak itulah, dia kemudian beralih profesi sebagai petani. Sawah sang kakak yang cukup luas menjadi jujukan kelanjutan roda perekonomian keluarganya.
Sikap nyeleneh Wirdjo rupanya tidak hanya terjadi di tempat kerja. Sutedjo masih ingat benar perilaku Wirdjo semasa hidupnya yang dinilainya tidak seperti pemuda kebanyakan.
Keponakannya itu pernah membuat dirinya heran, saat membuat rujak kecut dari dua buah pepaya. Rujak yang dibuatnya dalam ukuran tidak wajar yakni satu ember.
Yang membuat Sutedjo geleng-geleng kepala adalah campuran cabai yang digunakan Wirdjo untuk rujak kecut itu. Dia membuat rujak kecut dengan cabai sebanyak dua Kilogram.
“Dia sampai teler karena habis setengahnya. Saya cuma ngomel, perutnya bisa terbakar gara-gara cabai segitu,” ujarnya.
Melihat keponakannya itu kelengar, Sutedjo sempat meminta istri Wirdjo, Ndara, untuk membelikan es. Lagi-lagi, Wirdjo menunjukkan sikap nyeleneh.