Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Wisata Budaya Reog Tengger Makin Perkuat Atraksi Pariwisata Bromo

Rabu, 17 Mei 2017 – 11:33 WIB
Wisata Budaya Reog Tengger Makin Perkuat Atraksi Pariwisata Bromo - JPNN.COM
Menpar Arief Yahya. Foto: dok/JPNN.com

“Dengan demikian eksistensi reog Tengger akan semakin terlihat. Bahkan sudah banyak generasi muda yang tergabung di tiap kelompok yang ada di desa,” kata Supriyanto juga Kasi Perencanaan di Desa Jetak Kecamatan Sukapura ini. 

Sejalan dengan itu, kata Supriyanto, reog Tengger sangat berpotensi sebagai wisata budaya. Reog Tengger sering jadi kesenian untuk menyambut wisatawan yang datang.

“Tujuan awal membangkitkan kesenian reog ini untuk menyambut tamu atau wisatawan. Serta mempertahankan kesenian yang sudah ada secara turun temurun,” tuturnya. 

Camat Sukapura Yulius Christian menambahkan, saat ini tiap desa di Sukapura memiliki kelompok kesenian yang di dalamnya ada reog Tengger. Karena itu, pihaknya berencana mengadakan Festival reog Tengger yang pesertanya tiap desa di Kecamatan Sukapura.

“Ini bagian dari cara untuk terus mengembangkan reog Tengger. Sebab, kesenian ini berpotensi jadi wisata budaya. Selama ini kan, wisatawan yang berkunjung ke Bromo hanya menikmati alamnya. Padahal banyak wisata budaya yang bagus di Tengger,” tuturnya.  Harapannya, reog Tengger jadi wisata budaya yang mendukung wisata Bromo.

Keberadaan Reog Tengger sebenarnya diwariskan turun temurun oleh nenek moyang warga suku Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Namun, kemudian mati suri lantaran tidak ada penerusnya. Kondisi ini menggugah kesadaran pemerintah setempat. Mulai pemerintah ke camatan, hingga desa. Maka pada tahun 2000, reog Tengger kembali dihidupkan. Namun, tidak lama. 

Untuk mengantisipasi kevakuman pada tahun 2011-2012 dibentuklah Kelompok Sadar Wi sata (Darwis) Lembaga Desa Wisata (Ladewi) di Desa Jetak dan kelompok-kelompok serupa di tiap desa. Alhasil, tiap desa memiliki komunitas budaya sendiri. Biasanya tak hanya reog, komunitas ini juga meng gi atkan jaranan, dan tari-tarian. 

Supriyanto menyebut sebagai kesenian yang mengacu pada reog Ponorogo, atribut dan alat kesenian yang digunakan pada reog Tengger, mirip dengan reog Ponorogo. Yakni dadap atau bulu merak, topeng gonongan, dan caplokan.

Sebagai daerah penopang wisata Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo, tidak hanya memperkuat layanan akomodasi dan  transportasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close