YABB Siap Cetak Talenta Teknologi Masa Depan Melalui Program Generasi GIGIH 2.0
jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) organisasi nirlaba bagian dari Grup GoTo resmi meluluskan lebih dari 1.000 future-ready tech talent dari program Generasi GIGIH 2.0 sepanjang enam bulan.
Para peserta dari pelosok Nusantara ini akan menambah jumlah lulusan Generasi GIGIH yang masuk ke dunia kerja teknologi, bahkan diharapkan bisa lebih baik dari Generasi GIGIH 1.0 di mana 78 persen mendapatkan pekerjaan dalam waktu tiga bulan setelah magang.
Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang mengatakan dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk melahirkan talenta teknologi muda Indonesia agar bisa memenuhi kebutuhan industri digital yang terus berkembang.
"Kami ingin program ini dapat menjadi jembatan antara generasi muda dengan industri digital,” ujar Monica pada konferensi pers virtual, Kamis (25/8).
Lebih lanjut, program generasi GIGIH 2.0 selaras dengan misi YABB untuk mendobrak batasan dan memberikan dampak yang mengakar dan berkelanjutan.
"Kami berharap lulusan Generasi GIGIH berperan sebagai penggerak roda ekonomi, dan mampu menjadi pembawa perubahan yang bisa memanfaatkan teknologi untuk kebaikan,” kata Monica.
Pada 2021, industri teknologi informasi dan komunikasi mendominasi pasar rekrutmen Indonesia sebesar 28,9 persen dengan peningkatan tajam dalam kebutuhan data analyst dan scientists sebesar 76,6 persen, dan full stack engineer sebesar 50,9 perse .
Kebutuhan talenta digital saat ini tidak hanya datang dari korporasi tetapi dari start up yang sudah terintegrasi ke berbagai sektor, yaitu e-commerce, fintech, agritech, sektor logistik, medtech, dan edutech.