Yakinlah, Batam Bisa Bebas Penyakit Tuberkulosis
"Banyak yang tidak patuh minum obat," kata dia seperti dilansir Batam Pos hari ini.
Pasien yang positif terkena TB harus rutin mengkonsumsi obat selama enam bulan, namun kenyatannya, pasien berhenti setelah tiga bulan pertama.
"Karena merasa batuknya sudah membaik, jadi mereka berhenti, padahal itu tidak boleh," jelasnya.
Lanjutnya, TB saat ini bukan hanya terjadi pada orang dewasa saja, hampir 6-10 persen TB juga menyerang anak-anak. TB pada anak umumnya ditularkan melalui penderita dewasa. Selain itu, faktor anak kurang gizi juga meneyebabkan anak rentan menderita TB.
"Meskipun tidak banyak, TB terhadap anak patut diwaspadai," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam, Anas mengatakan program TOSS TB atau temukanTB, obati sampai sembuh yang telah dicanangkan sejak April 2016 lalu diharapkan bisa meminilisir penderita TB di Batam.
"Kami di pelabuhan selalu mewaspadai penumpang dengan gejala TB akan dilakukan pemeriksaan. Klinik kami selalu terbuka untuk menangani kasus ini," kata dia.
Kementerian kesehatan juga meminta Batam untuk bisa menerapkan program ketuk pintu untuk menemukan, menangani, dan mengobati penderita lebih awal. "Beberapa daerah sudah mulai, mungkin Batam bisa menyusul," sebut dia.(cr17)