Yakinlah, Bisnis Pariwisata dan Makanan Masih Bisa Menggeliat Asal Branding Tepat
Mahasiswa juga pernah menerima pembekalan mengenai regulasi pangan terkini dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Mereka juga telah membawa pulang sertifikat penyuluhan keamanan pangan dan sertifikat laik sehat dari Dinas Kesehatan yang dapat digunakan untuk pengurusan izin edar Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT) dan izin usaha restoran, rumah makan atau katering.
Beralih ke dunia pariwisata, imbas pandemi COVID-19 terhadap sektor ini sangatlah besar. Tiket dan hotel banyak sekali mendapat permintaan refund dikarenakan orang tidak bisa liburan. Destinasi wisata sepi bahkan tanpa pengunjung sehingga menyebabkan perekonomian lokal hampir mati.
Walau kelihatannya dunia pariwisata semakin gelap namun masih ada secercah harapan untuk mengembangkan potensi daerah wisata melalui makanan dan minuman lokal.
Rasa kangen atas makanan dan minuman lokal menjadi kesempatan bagi pelaku industri pariwisata untuk tetap bertahan walau terkena imbas pandemi.
Oleh karena itu Universitas Prasetiya Mulya mempersiapkan S1 Hospitality Business untuk melihat potensi bisnis jasa yang dapat mengakomodir kerinduan para pelancong terhadap kekayaan budaya maupun kearifan lokal sebuah destinasi wisata.
Kurikulum S1 Hospitality Business terdiri dari 60% hospitality and Tourism serta 40% bisnis, jiwa kewirausahaan dan strategic thinking juga diolah, misalnya dalam mata kuliah Consumer Behavior.
Mahasiswa akan didorong untuk memiliki orientasi market yang kuat ketika terjun ke industri servis. Semua ini dilakukan agar lulusan dapat menjadi Hospitality Inovator yang memberikan pembaruan dalam industri hospitality.