Yuk Simak Ulah Penyelundup Prancis Sebelum Nonton Laga Eropa…
Januari 1770 mereka berlayar ke Maluku. Pendek kisah, 25 Juni tahun itu mereka kembali dengan penuh kemenangan.
Lebih kurang 20 ribu bibit pala dan 300 benih cengkih dari Maluku ditanam di Mauritius, persisnya di Jardin du Roi.
Panen pertama cengkih pada 1776, disusul panen pala dua tahun berikutnya dikirimkan secara simbolis kepada Raja Prancis.
Bibit tersebut juga disebar ke Mahe, Seychelles--koloni baru Prancis di Samudera Hindia.
Jauh hari kemudian, pada 1818, nama Poivre masih diagung-agungkan karena keturunan cengkih selundupannya tumbuh spektakuler di Madagaskar, Pemba dan Zanzibar.
Impian sang penyelundup berhasil. Bahkan, aksinya tak sekadar memutus monopoli Belanda atas rempah-rempah. Seiring meluasnya perkebunan rempah, pasarannya ambruk.
Zaman manakala sekantong rempah dibarter dengan sekantung emas di Eropa pun, tinggal kenangan.
Dalam hikayat rempah-rempah, Pierre Poivre si tangan buntung digadang-gadang sebagai simbol ambruknya zaman kejayaan rempah-rempah dunia. (wow/jpnn)