Zakia Fachrur
Oleh Dahlan IskanTempat kuliah Fachrur ini memang di Provinsi Hubei tapi di Kota Xianning --sekitar 100 di utara Wuhan. Kota ini juga diisolasi. Fachrur tidak bisa ke mana-mana.
Tiap hari di kamar saja. Sudah dua minggu ini tidak berani keluar kamar.
Udara lagi dingin, 4 derajat Celsius. Fachrur tidak berani menghidupkan mesin pemanas. "Takut tagihan listriknya mahal," ujar Fachrur.
Ia memilih memakai baju tebal. Dan selimut tebal.
Di kamarnya itu tidak pula ada televisi. Di kamar pun Fachrur memakai masker. "Untuk kehati-hatian," katanya.
Fachrur bersama teman-temannya sesama Indonesia di Wuhan. Foto: disway.id
Masker itu didapat dari universitas. Tiap penghuni asrama diberi masker 20 buah. "Saya masih punya 15," ujar Fachrur.
Namun Zakia sudah berani keluar asrama. "Saya pakai masker rangkap dua," ujarnya sambil ketawa.