Data terbaru dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan bahwa Australia Selatan tetap menjadi negara bagian di Australia yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi, meskipun ada sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.

 

BACA JUGA: Melihat Program Multikultur di Kalangan Siswa SMA Australia

Menurut ABS, angka pengangguran di Australia Selatan di bulan Oktober adalah 7,5 persen, sedikit membaik dari 7,7 persen di bulan September. Angka ini jauh lebih buruk dari angka rerata nasional yaitu 5,9 persen.

Menurut ABS, selama bulan Oktober ada 58.600 lapangan pekerjaan baru yang tercipta sehingga angka pengangguran turun dari 6,4 persen di bulan sebelumnya.

BACA JUGA: Harun Causevic Hanya Dapat Peringatan Karena Kasus Kepemilikan Senjata

Menteri Tenaga Kerja Australia Selatan Gail Gago mengatakan membaiknya angka pengangguran di Australia Selatan adalah hal yang 'positif'.

"Kami senang melihat angka pengganguran di sini turun di bulan kedua berturut-turut." katanya.

BACA JUGA: Aborigin Wariskan Kisah Orang Makassar Cari Teripang via Budaya Lisan

"Data hari ini menunjukkan bahwa ada 2 ribu orang baru yang bekerja dibandingkan di awal tahun, dan angka partisipasi kerja juga meningkat." katanya lagi.

Namun Gail Gago mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran tersebut untuk menyamai negara bagian lain.


Holden akan menghentikan produksi di Elizabeth, Australia Selatan di tahun 2017. (AAP: Eric Sands)

Dia mengatakan tingginya angka pengangguran ini disebabkan karena Australia mengalami dua hal 'buruk' sekaligus, yaitu jatuhnya industri otomotif di sana, dan jatuhnya harga komoditi dunia.

"Strategi ekonomi kita adalah membuat transisi dari ekonomi lama ke ekonomi baru." kata Gago.

"Kami sudah memiliki rencana untuk mendiversifikasi ekonomi, untuk membantu munculnya industri baru, dan juga bekerja dengan industri untuk mengurangi biaya."

Juru bicara bidang tenaga kerja pihak oposisi David Pisoni mengatakan rencana transisi pemerintah ini tampaknya tidak berhasil, meskipun ada penurunan angka pengangguran dalam dua bulan terakhir.

"Kalau kita melihat lebih rinci, jumlah lapangan kerja penuh waktu semakin sedikit di Australia Selatan. Ekonomi mengalami transisi dari kerja penuh waktu ke kerja paruh waktu."

Pisoni juga mengatakan tenaga kerja pria  paling terpukul karena turunnya industri tradisional dan mereka tidak mampu bertransisi ke industri baru di sana.

"Yang terlihat adalah angka pengangguran pria terus naik. Sekarang adanya 8,3 persen, dan ini sudah naik selama enam bulan terakhir." kata Pisoni.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakarta Tujuan Pertama Lawatan PM Malcolm Turnbull

Berita Terkait