jpnn.com, JAKARTA - Corporate Forum Community for Development (CFCD) menggelar intermediate training bertema Community Development for CSR and Sustainability.
Vice President Relation Pertamina Hulu Energi (PHE) Ifki Sukarya menjadi salah satu pemateri. Menurut dia, acara itu memang mutlak untuk diikuti oleh para staff dari divisi corporate social responsibility (CSR).
BACA JUGA: Pertamina Maksimalkan Atasi Tumpahan Minyak di Karawang
“Berbisnis sebagai tujuan utama perusahaan memang tidak bisa lepas dari aspek lingkungan serta warga di sekitar lokasi perusahaan agar keduanya baik perusahaan maupun warga dapat tumbuh bersama sebagai satu kesatuan,” kata Ifki, Jumat (23/8).
BACA JUGA: Ikut Pelatihan Dasar CSR CFCD, Perwakilan Perusahaan Dapat Ilmu Berharga
BACA JUGA: Hindari Tumpang Tindih Bantuan di Lokasi Tambang, Pemprov Kalteng Luncurkan Dokumen Cetak Biru
Keberadaan divisi CSR, kata Ifki, adalah sebagai implementasi bentuk komitmen perusahaan. Tidak hanya terhadap lingkungan, tetapi juga masyarakat maupun sustainability atau keberlangsungan bisnis perusahaan itu sendiri ke depannya.
“Selama ini untuk semakin memperkaya wawasan dan memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi di bidang CSR, PHE setiap tahunnya memang selalu mengirim divisi CSR-nya untuk mengikuti berbagai training di bidang CSR yang difasilitasi oleh CFCD agar sumber daya manusia (SDM) kian meningkat,” kata Ifki.
BACA JUGA: Ikut Pelatihan Dasar CSR CFCD, Perwakilan Perusahaan Dapat Ilmu Berharga
Dia menambahkan, saat ini pengembangan ekonomi masyarakat, pendidikan serta lingkungan hidup memang mendapat porsi yang lebih besar dari PHE jika dibandingkan dengan dana CSR yang dikeluarkan bagi infrastruktur maupun dana bagi kebutuhan bencana.
Supervisor HSE Eastern Java Area PT Pertamina Gas Nadhilah Dhina Shabrina mengatakan, pentingnya mengikuti training CSR bagi pengembangan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan dan keberlanjutan usaha dari perusahaan bagaikan sama pentingnya akan dua sisi mata uang.
“Kepentingan bisnis perusahaan dan kepedulian perusahaan pada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan pasti akan ditopang oleh bagaimana perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya melalui divisi CSR yang dimilikinya,” kata Dhina.
Pemetaan wilayah tempat tinggal bagi warga yang terdampak jaringan pipa gas, lanjut Dhina, menjadi tantangan tersendiri.
Yakni, bagaimana mengomunikasikan agar masyarakat bisa menyatu dengan kepentingan perusahaan dan menjadikan mereka garda terdepan sebagai pemberi informasi jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada pipa-pipa gas perusahaan tempatnya bekerja.
“Untuk mempertahankan sustainability atau keberlangsungan usaha perusahaan dan menjaga nama baik perusahaan, PT Pertamina Gas pernah ikut dalam konservasi mangrove di Jabon Sidoarjo serta memberdayakan para ibu dalam menaikkan nilai jual rumput laut,” kata dia.
Intermediate training the new paradigm community development for CSR and sustainability of business level intermediate batch 02 yang difasilitasi oleh CFCD di Hotel Santika Bogor pada 20-22 Agustus 2019 diikuti oleh 12 perusahaan.
Yakni, PT Indonesia Power Bali, PT Medco Foundation, PT Trubalindo Coal Mining, PT Indonesia Power PLTU Barru, PT Bumi Resources, PT Bhimasena Power Indonesia, PT Smelting UP Gresik, PT Borneo Indobara, PT Indocement Tunggal Perkasa, PT PJB UP Paiton, PT Pertamina Gas. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan PPM, CFCD dan Kementerian ESDM Gelar Studi Komparatif di Jepang
Redaktur : Tim Redaksi