Untuk setiap sepuluh cangkir tepung yang digunakan di seluruh dunia, tiga cangkir di antaranya berasal dari Rusia dan Ukraina, sementara satu cangkir berasal dari Australia.
Namun, perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan kebutuhan tepung dari Australia meningkat.
BACA JUGA: Gegara Meme, Film Barbie Terancam Diboikot di Jepang
Harga gandum global sudah naik tajam sejak kesepakatan yang melibatkan PBB untuk mengirim gandum berakhir bulan lalu.
Dampaknya sangat terasa, terutama di kalangan negara-negara termiskin di dunia.
BACA JUGA: Perempuan Asal Adelaide Butuh Darah Langka, Ada yang Didatangkan dari Inggris
Ukraina dikenal sebagai lumbung gandum benua Eropa, sehinga konflik yang berlangsung di negara tersebut memicu ketahanan pangan global hingga inflasi di Australia.
The Black Sea Grain Inititative atau 'kesepakatan biji-bijian' tadinya dimaksudkan untuk memastikan keamanan kapal-kapal pengiriman yang keluar dari pelabuhan di Ukraina di perairan Laut Hitam.
BACA JUGA: Perpres Jurnalisme Berkualitas Bikin Google Gerah, Apa sih Isinya?
Tapi kesepakatan itu berakhir 17 Juli lalu, ketika Rusia memilih untuk tidak memperpanjang perjanjian yang ditandatangani pada Juli 2022.
Pelabuhan tersebut juga sudah diserang selama konflik, menambah kekhawatiran dunia internasional.
Harga gandum di tingkat global kian meroket, dan menurut analis pertanian senior Rabobank Dennis Voznesenski harganya saat ini sudah 20 persen lebih tinggi daripada pada 17 Juli.
"Sekarang kita mendekati sekitar 10 persen [lebih tinggi] dibandingkan tanggal 17 Juli," katanya.
Lalu apakah ada solusi cepat untuk masalah ini? Dennis mengatakan kemungkinannya tidak ada karena harganya akan terus naik.
"Alternatif untuk mengirim biji-bijian [dari pelabuhan Laut Hitam] adalah melalui jalan darat, kereta api, atau melalui jalur yang sangat besar lewat Sungai Danube di barat daya Ukraina."
Tapi pengeboman yang dilakukan Rusia di kawasan itu juga merusak fasilitas ekspor yang ada.
"Apakah pelabuhan akan dibangun kembali? Ya. Dalam sistem Sungai Danube, pelabuhan harus dibangun kembali karena tidak ada jalan besar lain untuk bisa mengirimkan biji-bijian dari Ukraina."Dunia mencari sumber gandum ke negara lain
Namun perang di Ukraina membuat dunia harus mencari negara-negara lain, seperti Australia, untuk memperluas produksi demi mengisi kekosongan pasokan.
"[Australia] menjadi begitu penting selama beberapa tahun terakhir ... karena seluruh dunia harus mencari di tempat lain selain Laut Hitam untuk pasokan gandum," jelas Dennis.
Lebih dari 14.000 kilometer dari pusat konflik di Ukraina, Ryan Milgate sedang mengamati tanaman gandumnya di pertanian Minyip, kawasan Wimmera, negara bagian Victoria.
Ryan mengatakan gandumnya akan banyak diminati saat dipanen akhir tahun ini, meski sayangnya ini diakibatkan oleh perang.
"Mengerikan melihat apa yang dialami orang-orang di belahan dunia lain dan apa yang terjadi di sana," katanya.
"Pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan, dan dipengaruhi banyak faktor."
"Bisa jadi kekeringan, bisa jadi konflik, bisa jadi politik. Sayangnya, ini adalah fakta nyata dari dunia tempat kita berada."
Di Australia, harga makanan sudah naik 7,5 persen setiap tahun hingga bulan Juni, setelah mencapai puncaknya hingga 9,2 persen pada bulan Desember.
Harga produk roti dan sereal di Australia naik 11,6 persen hingga Juni tahun ini, sebelum berakhirnya kesepakatan pengiriman biji-bijian dari Laut Hitam dan pengeboman yang dilakukan Rusia di pelabuhan Ukraina.
Erin Burns bekerja di bagian manajemen risiko komoditas untuk Mauri, sebuah divisi dari George Weston Foods, salah satu produsen makanan terbesar di Australia, .
Ia menjelaskan kebanyakan gandum Australia diekspor, tapi sebagian besar digunakan oleh konsumen Australia dan pakan ternak.
"Harga akan naik untuk menghentikan ekspor," katanya kepada Clint Jasper dari ABC.
"Pasar domestik secara efektif harus membayar untuk menghentikan ekspor gandum. Dan itu adalah fungsi dari pasar yang dikendalikan penawaran dan permintaan."
"Kita tidak dapat mengabaikan fakta jika Rusia menginvasi Ukraina 18 bulan yang lalu, berpotensi mengambil sepertiga dari ekspor gandum global, selain ekspor jagung, ekspor kanola, biji bunga matahari … seluruh komoditas."
Jadi apakah akan ada kenaikan harga untuk setangkup roti?
"Kita harus memperhitungkan hal-hal seperti biaya tenaga kerja, biaya energi," kata Dennis
"Pada akhirnya, jika kita melihat kenaikan harga gandum global hingga 10 persen, akankah harga roti juga naik 10 persen? Mungkin tidak."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daging Anjing dan Kucing Kini Terlarang Tomohon, tetapi Kelelawar Masih Digandrungi