Sedikitnya delapan organisasi Islam di Australia mengeluarkan pernyataan bersama mengecam video seorang remaja 17 tahun yang melontarkan ancaman kepada Perdana Menteri Tony Abbott. Video itu dirilis oleh kelompok teroris ISIS.

Dalam video yang beredar Selasa (21/10/2014), remaja asal Sydney bernama Abdullah Emir,  tampil berapi-api menyampaikan berbagai pernyataan termasuk yang ditujukan langsung kepada PM Abbott. (Tonton videonya di sini).

BACA JUGA: Tanggapan Muslim di Australia Soal Radikalisasi

Oleh orangtuanya, Emir dilaporkan hilang dari rumahnya di kawasan Sydney Barat, bulan Juni lalu. Kini diketahui Emir telah bergabung dengan ISIS.

Juru bicara organisasi Islam Lydia Shelley meminta semua pihak untuk menahan diri. Ia mengemukakan perlunya "mencari penyebab mengapa hal ini bisa terjadi".

BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia Tersangka Pemerkosa Mulai Diadili di Canberra

"Kami berharap warga muslim biasa tidak diperlakukan sama (dengan remaja dalam video ISIS itu)," katanya.

BACA JUGA: Populasi Dunia Bisa Tembus 12 Milyar pada 2050

Kalangan politisi Australia menanggapi munculnya video tersebut sebagai "mengerikan".

Anggota parlemen Josh Frydenberg yang juga merangkap sekretaris PM Abbott, menyatakan video ini menunjukkan mengapa pemerintah perlu mengambil tindakan.

"Video ini mengingatkan adanya ancaman dari anak-anak muda yang mengalami radikalisasi," katanya kepada ABC.

Tony Burke dari Partai Buruh yang beroposisi menyatakan akan mempertimbangkan usulan pemerintah memberlakukan UU mengenai warga Australia yang menjadi pejuang di negara lain.

Burke juga menyampaikan rasa simpatinya kepada keluarga remaja tersebut.

"Saya bisa merasakan apa yang dirasakan keluarga remaja ini, yang mengetahui anak yang dibesarkan di Australia dan bingung mengapa ini bisa terjadi," kata Tony Burke.

Namun Senator David Leyonhjelm menyatakan video ini tidak bisa dijadikan alasan untuk memberlakukan UU yang lebih keras di Australia.

"Orang-orang itu bukan penjahat yang hebat. Mereka mudah untuk ditangkap, jadi kita tidak memerlukan aturan UU yang baru," katanya.

Sementara itu Pemimpin Partai Hijau Christine Milne menyatakan, video ini merupakan bukti bahwa hal semacam ini akan terjadi jika Australia selalu mengikuti Amerika Serikat dalam melancarkan perang baru di Timur Tengah.

"Keterlibatan Australia dalam perang bukan saja meningkatkan ancaman teror di Australia tapi juga menjadi bahan bagi mereka untuk merekrut anak-anak muda Australia," tegasnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Profesor Barry Spurr Gugat Situs yang Publikasikan Email Rasial Miliknya

Berita Terkait