Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

109 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Edy Rahmayadi Bilang Begini

Minggu, 25 Oktober 2020 – 20:54 WIB
109 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Edy Rahmayadi Bilang Begini - JPNN.COM
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. Foto: sumutpos.co

Lebih lanjut Syammaun menjelaskan, pada musim dingin, suhu yang meningkat di siang hari dan menurun sangat drastis di malam hari menjadikan kotoran dari dasar Danau naik ke permukaan.

Hal ini menjadikan ikan tidak bisa bernapas karena kekurangan oksigen. Karena pada siang hari suhu itu meningkat, dan pada malam hari hingga pagi hari itu menurun.

“Kalau di Danau Toba itu bisa sampai 20 derajat celcius suhunya. Nah, ini menjadikan kotoran dari dasar Danau itu naik ke permukaan,” terangnya.

Peristiwa ini, jelas Syammaun dapat dikatakan sebagai Tsunami di perairan. Sama halnya dengan Tsunami di daratan, maka peristiwa ini juga menyebabkan kematian ikan.

“Ini dapat dikatakan Tsunami di perairan. Air nya itu adalah air yang mematikan karena mengandung amoniak dan tidak ada oksigennya,” ungkapnya.

Peristiwa pembalikan massa air ini, dalam dunia perikanan disebut sebagai upwelling. Syammaun menuturkan, upwelling merupakan fenomena di mana air lebih dingin dan bermassa lebih besar yang naik ke permukaan.

Dosen yang juga merupakan Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan Dian Aquatik Medan ini mengatakan, seharusnya para petani di Danau Toba sudah memahami peristiwa ini.

“Petani KJA di Danau Toba seharusnya sudah belajar mengenai hal ini dari tahun ke tahun. Karena upwelling ini bukan merupakan hal yang asing, ini alami terjadi yang merupakan fenomena alam,” katanya.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi angkat bicara terkait 109 ton ikan yang mati mendadak dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba, Kabupaten Samosir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close