Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

12 Tahun Keliling Dunia, Reza Budi Sumali Banting Setir Jadi Dosen di Singapura

Kamis, 26 Maret 2015 – 11:25 WIB
12 Tahun Keliling Dunia, Reza Budi Sumali Banting Setir Jadi Dosen di Singapura - JPNN.COM
KERASAN: Reza Budi Sumali di tempat praktik kampusnya, Management Development Institute of Singapore (MDIS).(Hilmi Setiawan/Jawa Pos)

Reza sempat menghadapi masalah ketika jadwal pemanggilan sesi wawancara dari dua kampus itu bersamaan, yakni sama-sama pukul 10.00. Tapi, setelah dinegosiasi, salah satu jadwal bisa diubah sehingga dia bisa menjalani wawancara kedua kampus dalam waktu berbeda.

Reza sebenarnya tertarik masuk di dua kampus ternama itu. Dia memang diterima di dua kampus tersebut. Namun, akhirnya Reza harus memutuskan memilih salah satu kampus, yakni di MDIS, untuk mengabdikan ilmunya. ”Saya merasa di kampus ini saya cocok. Dan benar, sampai sekarang saya betah di sini,” ungkapnya.

Ketika awal bekerja di MDIS Januari 2008, Reza menyadari bahwa jurusan perhotelan masih gres. Jurusan tersebut baru dibuka sekitar September 2007 atau baru tiga bulan sejak saat Reza masuk. Justru karena itulah dia bisa mengajukan sejumlah fasilitas yang diperlukan untuk menunjang perkuliahan. ”Salah satunya, kami butuh peralatan standar hotel untuk praktik mahasiswa,” katanya.

Menurut Reza, proses studi perhotelan sangat khas. Misalnya, porsi praktik harus lebih banyak daripada teori di kelas. Sebab, ketika menghadapi tamu, karyawan hotel yang profesional tidak akan ditanya soal teori-teori perhotelan oleh tamu. Mereka dituntut memberikan pelayanan yang prima. ”Nah, pelayanan prima itu akan terasah ketika mahasiswa rajin praktik dengan standar hotel berbintang,” tuturnya.

Reza sempat meminta para mahasiswanya untuk memperagakan cara menyajikan makanan kepada tamu. Namun, waktu itu para mahasiswa baru bisa sebatas menata meja. Karena itu, mereka lalu diperkenalkan tata cara memberikan pelayanan makanan dan minuman (food and beverage/F&B) yang benar dan baik.

Sebelum fokus mengajar praktik layanan perhotelan, Reza pernah mendapat tugas mengajar di kelas. Saat itu dia meminta para mahasiswa untuk memilih belajar dengan enak atau belajar dengan keras. Bila ingin belajar dengan enak, Reza akan mengajarnya dengan asal-asalan. Sebaliknya, jika mahasiswa ingin belajar keras, Reza siap membimbing dengan sungguh-sungguh. Para mahasiswa akhirnya sepakat ingin belajar dengan keras.

”Saya bangga mendengar komitmen para mahasiswa,” tandasnya.

Dari ruang kelas, Reza dipindah lagi. Kali ini menjadi manajer di tempat praktikum. Menurut Reza, hasil praktikum siswa tidak bisa dibohongi. Anak yang terampil akan menunjukkan hasil praktik yang baik. Sebaliknya, hasil praktik anak yang malas akan terlihat buruk.

Kiprah WNI yang bekerja di negeri tetangga kerap dipandang sebelah mata. Umumnya mengira pekerjaannya kasar dan rendah. Tapi, anggapan itu tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close