17 Nama Tokoh Muda di Bursa Calon Menteri, Ada Bos Bukalapak
Melainkan, kapabilitas orang tersebut dalam memajukan perekonomian. “Yang terpenting, sosok untuk jadi menteri harus kreatif, punya integritas, track record-nya baik dan komunikator yang andal,” katanya.
Sosok CEO Go-jek Nadiem Makarim dan CEO Bukalapak Ahmad Zaky adalah tokoh yang dinilai berhasil melahirkan start-up unicorn di Indonesia. Karena itu, menurut Bhima, wajar jika nama-nama tersebut banyak disebut dalam daftar calon menteri Jokowi.
Indonesia sendiri tengah fokus pada perkembangan ekonomi digital dan industri 4.0. Hal tersebut membutuhkan penanganan khusus. Sebab, dibanding Thailand, Indonesia cukup tertinggal dalam pengembangan ekonomi digital. Thailand sudah mempunyai Kementerian Ekonomi Digital yang fokus mempercepat perizinan dan memberikan insentif untuk inovasi maupun pengembangan start-up.
Bila perlu, Indonesia juga bisa membuat kementerian serupa. Apalagi, nilai transaksi e-commerce di Indonesia sudah lebih dari Rp 100 triliun per tahun. Nilai valuasi start-up pun terus meningkat. ''Kalau di Indonesia sebenarnya banyak sosok yang jadi leader pengembangan ekonomi digital,” papar Bhima.
Menurut dia, Nadiem dan Zaky dapat mengisi posisi di kementerian ekonomi digital tersebut, jika memang ada. Jika tidak, keduanya dinilai cocok memimpin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Lukmanul Khakim, politikus muda PKB kaget saat mendengar namanya disebut sebagai anak muda yang potensial menjadi calon menteri Jokowi. "Sebenarnya saya belum berpikir ke arah sana," terang anggota DPR kelahiran 8 Januari 1983 itu. Terkait kesiapannya jika dipilih sebagai menteri, Lukman menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. Penentuan menteri menjadi hak prerogratif presiden.
BACA JUGA: Bursa Calon Menteri: 3 Nama dari PSI, Ada juga Diaz Hendropriyono
Yang pasti, anak muda yang nantinya masuk kabinet bisa memunculkan semangat dan ide-ide baru yang lebih fresh. "Sebenarnya saya melihat potensi besar pada generasi milenial itu pada hal-hal yang out of the box, tidak bekerja hanya business as usual," terangnya.