17 Tahun Bersepeda Keliling Indonesia, Mencari Obat Epilepsi untuk Putri Tercinta
“Anak saya Santi tidak mau tinggal dengan kakaknya, dan karena mengalami penyakit tersebut maka saya memilih merawat dia sendiri, hingga memutuskan untuk berkeliling Indonesia sambil menggendong anak saya yang masih berusia 2 tahun saat itu,” ungkapnya dengan nada sedih.
Sebelum memutuskan keliling Indonesia, ia berupaya mengobati anaknya. Dibawa ke dokter maupun orang pintar (paranormal). Belum ada tanda-tanda kesembuhan Santi.
Beberapa pulau sudah diseberangi. Hingga suatu waktu ia bertemu orang bersedia mengobati Santi. Namun, persyaratan yang diminta tidak sesuai dengan keyakinannya.
Ia diminta (maaf) mengencingi kepala anaknya dan disuruh makan daging babi. Keyakinannya sebagai seorang muslim, membuatnya tidak melanjutkan pengobatan dengan cara tersebut.
Penyakit epilepsi (ayan) anaknya kambuh saat mereka sedang bersepeda. Dengan penuh kesabaran, ia mencoba menenangkan diri dengan membaca salawat sembari menemani anaknya dalam situasi apapun.
Selama perjalanan mereka hanya mengandalkan belas kasihan dan sedekah, mulai dari makan, minum dan tempat beristiharat. “Kalau capek, kami memilih untuk beristirahat di masjid ataupun musala yang ada,” lanjutnya.
Dengah wajah cukup polos, Santi memotong perbincangan kami. Santi menceritakan perjalanannya keliling Indonesia bersama sang ayah tercinta, masuk dalam acara Hitam Putih yang disiarkan stasiun televisi swasta nasional.
“Kami pernah masuk televisi Mas, dan itu sudah beberapa waktu lalu,” celetuk putri kedua Masrani tersebut sambil tersenyum.